Sabtu, 28 Februari 2015

Konseling Dan nasehat dalam Asuhan Kebidanan




KOMUNIKASI DAN KONSELING









DosenPengampu:
Niken Anjani S,ST


DisusunOleh:

VinaHerlina


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN DEWI SARTIKA BANDUNG
2014






 

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang “Perbedaan Konseling Dan Nasehat” makalah ini ditulis selain untuk menambah pengetahuan dan wawasan, juga untuk memenuhi tugas mata kuliah “Komunikasi Dan Konseling”.
Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1)            Yth Hj. Fudji Astuti, S.ST selaku Direktur Akademi Kebidanan Dewi Sartika Bandung.
2)            Yth Niken Anjani, S.ST selaku dosen pengampu mata kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan I  di Akademi Kebidanan Dewi Sartika Bandung.
3)            Rekan rekan seperjuangan yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusun makalah ini.
Dalam penyusun makalah ini kita menyadari masih banyak kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi menambah wawasan dan pengetahuan serta kemajuan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun umumnya bagi pembaca, dan mudah-mudahan upaya penyusunan makalah ini senantiasa berada dalam ridha-Nya.




                                                                             Bandung, Januari 2015

                                                                                               
                                      Penyusun, 


DAFTAR ISI

                  Hal
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
     1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
     1.2 Rumusan........................................................................................ 1
     1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................. 3
     2.1 Pengertian Konseling..................................................................... 3
     2.2 Asuhan Kebidanan Dalam............................................................. 4
     2.3 Perbedaan Konseling Dan Nasehat............................................... 4
     2.4 Proses Konseling............................................................................ 5
     2.5 Langkah Dalam Konseling............................................................ 6
     2.6 Keterampilan Memberikan Hubungan Baik.................................. 6
BAB III SIMPULAN DAN SARAN..................................................... 8
    3.1 Simpulan......................................................................................... 8
    3.2 Sarann............................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 9





 
BAB I
PEDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik. Konseling juga suatu pertolongan dalam wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat merubah dan memecahkan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam ruang lingkup kebidanan. Teknik konseling tertentu dipengaruhi oleh banyak factor sebagaimana telah diuraikan sedikit di bagian depat dibagian depan. Dari pihak konselor atau terapisnya sendiri dipengaruhi oleh dasar teori yang dikuasi dan disenangi. Sedangkan klien sendiri adalah factor mengenai masalah yang dihadapi, berat ringannya dan seberapa jauh berpengaruh terhadap kehidupan atau perkerjaan sehari-harinya.

1.2  RumusanMasalah
Adapun beberapa rumusan masalah antaranya yaitu:
1)      Apaperbedaanantarakonselingdannasehat?
2)      Apa pengertian konseling?
3)      Apa langkah dalam konseling?
4)      Apaitu proses konseling?
5)      Bagaimana praktek konseling dalam kegiatan asuhan kebidanan?
6)      Bagaimana simulasi praktek pemberian nasehat?
7)      Bagaimana simulasi praktek pemberian konseling?

1.3  TujuanPenulisan
Agar mahasiswa dapat mengetahui antaranya :
1)      Perbedaan konseling dan nasehat.
2)      Pengertian konseling.
3)      Langkah apa saja dalam konseling.
4)      Proses konseling.
5)      Simulasi praktek pemberian nasehat dan konseling.




























BAB II
KAJIAN  PUSTAKA

2.1  Pengertian Konseling
Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik.1 Bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut. Konseling adalah proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan perasaan- perasaan klien.2 Konseling juga suatu pertolongan dalam wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat merubah dan memecahkan masalah, pemenuhan kebutuhan, atau pun perubahan tingkah laku atau sikap dalam ruanglingkup kebidanan.3  
      Beberapa menurut para ahli pengertian konseling antaranya :4
1)      Natawijaya (1987), konseling sebagai terjemaahan counseling mempunyai makna sebagai hubungan timbul balik antara dua orang individu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (klien).
2)      Surya (1988), mendefinisikan konseling sebagai seluruh upaya bantuan yang diberikan konselor kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkahnya pada masa yang akan dating.
3)      Sukardi (2000), setelah mencarikan dari berbagai pebdapat tentang pengertian konseling menyimpulkan bahwa konseling merupakan suatu upaya bantuan dilakukan dengan empat mata atau tatap muka dengan konselor dank lien yang berisi usaha yang laras, unik, human (manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasari atas norma-norma yang berlaku agar klien dapat memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperoleh tingkah laku pada saat kini.
4)      Prayitno (2004), mendefinisikan konseling adalah bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien dalam rangka pengatasan masalah klien. Dalam suasana tatap muka yang dilakukan interaksi antara konselor dan klien.
Teknik konseling tertentu dipengaruhi oleh banyak factor sebagaimana telah diuraikan sedikit di bagian depat dibagian depan. Dari pihak konselor atau terapisnya sendiri dipengaruhi oleh dasar teori yang dikuasi dan disenangi. Sedangkan klien sendiri adalah factor mengenai masalah yang dihadapi, berat ringannya dan seberapa jauh berpengaruh terhadap kehidupan atau perkerjaan sehari-harinya.5

2.2 Asuhan Kebidanan Dalam Konseling
      Asuhan kebidanan merupakan penggambaran hubungan antara bidan dengan kliennya dalam konteks pemberian bantuan dan pemenuhan kebutuhan klien. Bidan sebagai konselor menggunakan komunikasi mendalam yang dikenal sebagai kegiatan konseling. Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam kondisi saling pengertian yang bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang mendapat konseling dapat mengekspresikan perasaan dan pikirannya dengan cara tertentu sesuai dengan situasi, melalui pengalaman terbaru, memandang kesulitan lebih objektif sehingga dapat menghadapi masalahnya dengan tidak terlalu cemasdan tegang.3

2.3 Perbedaan Konseling dan Nasehat
      Dalam memberikan konseling tidak boleh memberikan advis-advis langsung padaklien, perbedaan konseling dan nasehat adalah :1
1)      Konseling
(1)   Memberikan fakta-fakta sehingga klien dapat membuat keputusan sendiri, membuat klien mau bertanya dan mendiskusi kanmasalah yang sangat pribadi tidak mungkin dibicarakan dengan setiap orang.1
(2)   Pengambilan keputusan merupakan tanggung jawab klien.
(3)   Konseling harus berpijak yang kuat didalam kerangka pemikiran klien.2

2)      Nasehat
(1)   Memberikan klien apa yang sebaiknya dialakukan.
(2)   Menghakimi perilakunya dimasalalu dan kini.1
(3)   Pemberian nasehat berperan seakan dia seoranga hlidan memikul tanggung jawab lebih besar terhadap klien.
(4)   Pemberian nasehat lebih mengarahkan dan akbitnya mengambil sebagian tanggung jawan klien.2

2.4 Proses Konseling
      Konseling merupakan suatu bentuk percakapan wawancara, sedangkan wawancara itu sendiri belum tentu merupakan suatu konseling.1 Hubungan antara konselor dan klien adalah inti proses konseling. Oleh Karena itu konselor menguasai berbagai teknik dalam hubungan proses konselingmeliputi : 2
1)      Pembinaan hubungan baik
      Dilakuakan sejak awal pertemuan dengan klien dan dijaga selama pertemuan konseling.Tujuannya adalah untuk menjembatani hubung anantara konselor dan klien.
2)      Penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan, perasaan, kekuatan diri). Pengumpulan informasi merupakan tugas utama bagi konselor. Pendalaman masalah yang dihadapi klien, perasaan dan kebutuhan klien, serta pemahaman klien terhadap masalah yang dipahami oleh konselor, akan berdampak baik terhadap informasi yang dibutuh kandan dipahami oleh klien.

3)      Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perencanaan
Sesuai dengan masalah dan kondisi klien ,konselor membantuk klien memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk mengatasi.
4)      Menindak lanjuti pertemuan
Mengakhiri pertemuan konseling, konselor merangkum jalannya dan hasil pembicaraan selama pertemuan, merencanakan pertemuan selanjutnya atau merujuk klien disebut juga dengan tahap penutup.Konselor mengakhiri proses konseling secara bertahap, member klien untuk merenungkan berbagai alternative berbagai masalah, membuat perjanjian, member dorongan bagi klien untuk keputusan yang telah diambil dan jalannya proses konseling sangat bergantung pada percakapan klien.

2.5 Langkah Dalam Konseling
      Dalam kegiatan konseling ada tiga pokok yang harus dilaksanakan yaitu :
1)      Pendahuluan atau langkah pembuka merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan untuk menciptakan kontak, melengkapi data konseli untuk merumuskan penyebab masalahan menentukan  jalan keluar.
2)      Bagian inti/pokok dalam konseling mencakup kegiatan mencari jalan keluar, memilih jalan keluar yang tepat bagi konseli dan melaksanakan jalan keluar tersebut.3
3)      Bagian akhir merupakan kegiatan penyimpulan dari seluruh aspek kegiatan dan pengambilan jalan keluar. Langkah tersebut merupakan langkah penutup dari pertemuan dan juga penetapan untuk pertemuan berikutnya.3

2.6 Keterampilan Membina Hubungan Baik
      Membina hubungan baik adalah dasar dari pemberian konseling pada klien.Dengan adanya hubungan baik akan menciptakan keterbukaan dari klien terhadap bidan. Ada tiga cara yang membantu klien merasa aman setelah membuka informasi pribadinya, yakni:3
1)      Mengakhiri pembicaraan secara halus konselor perlu mengetahui proses mengakhiri pembicaraan yang biasanya berlangsung, sebaiknya konselor :
(1)   Memberi tanda bahwa pembicaraan akan berakhir.
(2)   Membuat rangkuman.
(3)   Mengatakanb ahwa hasil pembicaraan tidak harus dipraktikan.
(4)   Memberikan penegasan.
(5)   Mengajak untuk melanjutkan pembicaraan di waktu lain.
(6)   Memberikan pernyataan  tertutup.
(7)   Mengubah topik pembicaraan.
2)      Memperhatikan kelangsungan hubungan dimasa mendatang ketika mengetahui ketika anda seorang pendengar yang baik, klien mungkin akan berbicara lagi dengan anda diwaktu lain.
Pada umumnya keinginan itu tidak akan menimbulkan masalah bagi anda jika klien tidak terlalu sering melakukanya.
3)      Menunjuk konselor yang lebih kompeten
Ketika klien dating kepada konselor berulang kali akan menciptakan hal yang sama, maka konselor harus menyadari bahwa klien membutuhkan bantuan khusus dari konselor yang lebih kompeten.






















BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
      Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik. Konseling juga suatu pertolongan dalam wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat merubah dan memecahkan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalamr uang lingkup kebidanan. Asuhan kebidanan merupakan penggambaran hubungan antara bidan dengan kliennya dalam konteks pemberian bantuan dan pemenuhan kebutuhan klien. Bidan sebagai konselor menggunakan komunikasi mendalam yang dikenal sebagai kegiatan konseling. Konseling merupakan suatu bentuk percakapan wawancara, sedangkan wawancara itu sendiri belum tentu merupakan suatu konseling.Hubungan antara konselor dan klien adalah inti proses konseling.

3.2 Saran
      Semoga penyusunan makalah tentang pengertian konseling, antara perbedaan konseling dan nasehat dalam asuhan kebidanan menjadi manfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagirekan-rekan.









DAPTAR PUSTAKA
1.   wulandari D. Komunikasi dan konseling dalam praktik kebidanan. jogjakarta: Mitra cendikia; 2009.
2.   Tyastuti S, kusmiati Y, Handayani S. Komunikasi dan konseling dalam pelayanan kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya; 2009.
3.   Uripni CL, Sujianto U, Indrawati T. Komunikasi Kebidanan. jakarta2003.
4.   Adi KJ. Esensial konseling pendekatan Trait and Factor Chilen. Yogyakarta: Garudha wata; 2013.
5.   Gunarsa SD. Konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia; 2007.


0 komentar:

Posting Komentar